Saturday, July 23, 2011

Subsidi BBM

Kemarin, 22 Juli 2011, akhirnya pemerintah membatalkan pencabutan subsidi BBM.

Jumlah subsidi BBM pada APBN-Revisi 2011 ini sebesar Rp. 592,08 milliar atau setara dengan USD 68 juta. Jikalau diconvert ke dalam BOE, duit USD 68 juta tersebut bisa menambah produksi minyak nasional sebanyak 9403 barrel/hari, yang mana nilai tersebut lumayan untuk mengejar target produksi kita sebanyak 970 ribu barrel/hari.

Pencabutan subsidi BBM ini juga berguna karena dananya dapat dialihkan untuk penambahan pembiayaan Sistem Jaringan Sosial Nasional (SJSN) yang sedang happening beberapa hari ini. SJSN, menurut Eks Menkes Siti Faadilah Supari, membutuhkan dana sebesar Rp. 40 triliun. Sebanyak 12,5% (memakai prosentase jumlah penduduk miskin Indonesia) dari Rp. 40 triliun tersebut, atau sekitar Rp. 5 triliun, akan ditanggung pemerintah untuk dialokasikan kepada penduduk miskin. Nah, duit sebesar 592 miliar tadi menjadi lumayan untuk mengurangi nomboknya pemerintah dalam proyek SJSN tersebut....

Selain untuk SJSN, dana subsidi BBM juga tentunya bisa dialihkan untuk proyek-proyek infrastruktur di ibukota maupun di daerah.
Murahnya BBM ini juga memberikan efek kepada konsumsi kendaraan di Indonesia. Dengan jumlah kelas menengah yang semakin meningkat di Indonesia, murahnya BBM ini menjadi pendorong penjualan mobil dan motor. Sebagai informasi, tingkat produksi mobil di Indonesia meningkat setiap tahunnya dan sekarang berada di posisi 760 ribu mobil per tahun, siap menyalip Thailand di 1 juta mobil per tahun. Bisa kita bayangkan, bagaimana nasib Jakarta jika penjualan mobil semakin meningkat...
Satu lagi, sebagai tambahan informasi, harga BBM di Indonesia ini ternyata paling murah diantara negara-negara ASEAN..

Tentunya, pencabutan subsidi ini tidak akan selalu happy ending bagi semua pihak. Dunia industri akan terpukul oleh pencabutan subsidi ini. Harga-harga akan naik, inflasi naik, biaya naik, growth melambat. Tapi efek samping ini sebenarnya dapat dikurangi dengan mengurangi Ekonomi Biaya Tinggi yang masih menjerat Indonesia. Apa penyebab Ekonomi biaya tinggi di Indonesia? Korupsi dan birokrasi yang bertele-tele adalah beberapa contohnya.  

Kebijakan publik seperti subsidi BBM ini bukanlah suatu perkara yang mudah, tapi jika kita memimpikan suatu bangsa yang mandiri, kita harus berani untuk mengambil keputusan yang sulit dan terkadang painful.

No comments:

Post a Comment