Tuesday, November 1, 2011

Indonesia is Having Growing Pain

Anak dari salah seorang rekan saya mengalami demam yang cukup tinggi. Rekan saya tersebut bercerita bahwa bisa saja penyebab dari sakitnya si anak adalah virus atau bakteri. Akan tetapi, bos saya berujar kepada rekan saya tersebut bahwa mungkin anaknya terkena "growing fever".

Menurut si bos, growing fever bisa terjadi pada balita/anak yang sedang mengalami perubahan aktivitas, contohnya baru belajar merangkak, belajar jalan, atau sedang senang-senangnya berlari. Tubuh dari anak tersebut mengalami perubahan metabolisme seiring dengan pertumbuhan aktivitas-aktivitasnya. Antibodi si anak bekerja merespon perubahan ini, sehingga munculah demam atau rasa sakit. Menurutnya, hal ini dapat dijelaskan secara medis.

Akhirnya karena penasaran saya cari-carilah di internet. Memang tidak ada istilah resmi dari Growing Fever karena yang ada adalah Growing Pain. Definisi growing pain yang saya dapatkan di http://kidshealth.org/parent/general/aches/growing_pains.html adalah sakit yang dirasakan anak karena proses alamiah tumbuhnya tulang. Growing pain juga wajar dialami anak ketika mereka melakukan aktivitas seperti berlari atau memanjat.

Nah saya menganalogikan kondisi diatas dengan apa yang di alami Indonesia saat ini. Sering kita merasa bahwa negera ini didera banyak sekali permasalahan mulai korupsi, kekerasan horizontal, kebebasan berpendapat yang kebablasan, dan yang lainnya. Saya sampai kepada suatu pemikiran bahwa Indonesia mengalami growing pain.

Bebas dari era Orde Baru yang tersentralisasi, tertutup, dan represif kemudian masuk kedalam era Reformasi yang terdesentralisasi, terbuka, dan bebas mewajibkan bangsa ini mengalami painful adjustment. Kita merasakan kenapa banyak sekali kasus korupsi yang terungkap, seakan-akan situasi sekarang lebih buruk dari masa Orde Baru.

Apakah memang demikian? menurut saya tidak. Korupsi dan abuse of power justru rentan terjadi pada kepemimpinan sentralistik dan tertutup. Apakah bisa disimpulkan bahwa KKN oleh keluarga Soeharto dan kroninya lebih baik dari korupsi yang terjadi saat ini? Apakah bisa dimaklumi bahwa pelanggaran HAM di zaman Soeharto seperti kasus Timor Timur, Tanjung Priok, Aceh, Papua lebih baik dari sekarang ini?. Saya tidak menyangkal bahwa kasus korupsi masih banyak terjadi di zaman sekarang tetapi sebenarnya lebih berbahaya korupsi yang tidak berani dibuka sama sekali oleh media seperti di zaman Orde Baru.

Berikutnya mengenai kebebasan berpendapat. Mengutip pernyataan @ulil di twitter, "Mengkritik penguasa resikonya besar sekali, sekarang mengkritik SBY, bisa membuat seseorang populer dan menjadi media-darling". Saya sama sekali bukan penggemar SBY, tapi jika membandingkan kebebasan berpendapat dan kebebasan media, kita harus mensyukuri kondisi yang kita alami sekarang.

Banyak yang berpendapat sekarang kebebasan media dan berpendapat sudah kebablasan. Kebablasan tersebut muncul karena masih belum dewasanya masyarakat dalam mencerna dan menganalisa permasalahan. Apalagi sekarang media dikuasasi oleh kepentingan-kepentingan politik. Pihak-pihak yang tidak suka dengan pemerintahan sekarang akan memberitakan isu secara tidak seimbang demi kepentingan golongannya semata.

Lalu apa solusinya? apakah harus dibatasi kebebasan berpendapat? Saya jawab tidak. Ini adalah proses yang harus dilewati bangsa Indonesia dalam berdemokrasi. Ingat, kita hanya baru melewati 14 tahun dari mulainya awal era reformasi. Periode yang begitu muda untuk menjadi bangsa demokrasi yang dewasa. Amerika Serikat dan Perancis membutuhkan 200 tahun lebih untuk menjadi role model bangsa berdemokrasi berkualitas di dunia ini. Inggris malah lebih lama lagi. Solusinya, selama melewati growing pain ini, masyarakat harus dapat mencerna dan menganalisa lebih dalam lagi opini-opini yang berkembang di media.

Saya berharap Indonesia dapat melewati demamnya ini dengan mulus. Butuh waktu yang lama tetapi bukan suatu kemustahilan untuk dijalani.



Sunday, October 30, 2011

Invasi Musisi Asing ke Indonesia

Setelah lebih dari setahun tidak menonton konser musik, akhirnya kemarin malam, 28 October 2011, saya menonton konser Owl City di Tenis Indoor Senayan.

Penampilan yang atraktif, musikalitas yang unik, konikatif dengan penonton menjadi kekuatan konser Owl City. Sebenarnya kualitas sound system tidak terlalu bagus dan sering bergaung, mungkin karena Tennis Indoor Senayan selayaknya tidak pantas untuk dijadikan tempat konser musik.




Satu yang ingin saya garis bawahi disini adalah jumlah konser musisi asing meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini memberikan dampak positif kepada Indonesia. Kedatangan musisi-musisi asing terkenal menjadi "iklan" bagi dunia internasional bahwa Indonesia aman dan merupakan pasar yang atraktif.

Hal penting lain yag tidak boleh kita lupa adalah dengan semakin gencarnya invasi musisi-musisi asing ke Indonesia, jangan sampai musisi Indonesia kalah berkompetisi. Musisi Indonesia harus jadi tuan rumah di negeri sendiri. :)

Tuesday, October 11, 2011

Save Babakan Siliwangi

Hari Sabtu, 8 Oktober 2011 kemarin saya menyempatkan diri untuk mampir ke Babakan Siliwangi (Baksil), kawasan di Bandung yang baru saja diresmikan menjadi Hutan Kota oleh PBB. Baksil terancam keberadaannya karena ada rencana untuk mengubah Baksil menjadi hotel dan restoran.

Saya post beberapa foto Baksil, beserta fakta-fakta yang menarik tentangnya..

Parkir sepeda


Forest walk



Another forest walk
 
Masih forest walk lagi..


Pondok Kesenian Baksil
 1. Luas Baksil 3.8 hektar, atau setara 7.5 kali lapangan sepak bola
2. Memiliki 48 jenis pohon dan 24 jenis burung
3. Mampu menghasilkan oksigen untuk 15,600 jiwa
4. Berfungsi sebagai daerah luapan air, bukan resapan air, karena di dalamnya terdapat mata air.
5. Memiliki acara kesenian yang unik setiap bulannya yaitu Ketangkasan Domba

Baksil mudah untuk diakses, jika teman-teman ingin kesana naik angkutan kota, naitklah angkot ke arah Dago, lalu minta turun di Simpang Dago dekat Mc Donalds. Dari Simpang, jalanlah 200 meter ke arah Sasana Budaya Ganesha. Akan terlihat tempat parkir sepeda seperti foto diatas. Entrance berada sebelah kiri parkir sepeda tersebut. It's Free.

Yuk mari kita ramaikan Babakan Siliwangi, buktikan bahwa kita memerlukannya sebagai Hutan Kota.

Monday, October 10, 2011

Get Inspired with TEDxBandung

Hari Minggu kemarin, saya beruntung bisa terpilih diantara 100 orang attendance di TEDxBandung. Untuk yang belum mengetahui apa itu TED, silahkan membuka websitenya di www.ted.com. Intinya, TED adalah suatu wahana dimana didalamnya terjadi sharing ide dan inspirasi lintas bidang. Sementara itu, TEDxBandung sendiri adalah salah satu dari event TED yang diselenggarakan di Bandung (www.tedxbandung.org). Di Indonesia, event-event TED sudah dilaksanakan di Jakarta (www.tedxjakarta.org), TEDxUI, dan TEDxITB.




TEDxBandung yang kemarin saya hadiri mengusung tema Counting Forward. Jujur saja, saya tidak mengerti apa dibalik makna Counting Forward ini. Para pembicara yang berjumlah sembilan orang yang berasal dari berbagai bidang dengan membawa berbagai macam tema pun tidak spesifik menyinggung tema global counting forward.

Acara dibuka dengan dua presentasi dari pemenang dan finalis dari E-Idea British Council. Aria Widianto sebagai pemenang mempresentasikan tentang idenya mengonversi bahan bakar ratusan angkot di Cirebon dengan gas alam. Sedangkan Anton Abdul Fatah, salah satu finalis, dan kebetulan teman saya sewaktu SMA di Bandung mempresentasikan tentang proyek merehabilitasi lahan yang tidak produktif karena dampak usaha batu bata di desanya, Sindang Sari, Garut. Keduanya membuat saya salut. Poin penting yang saya catat disini adalah mereka rela meninggalkan kehidupan yang stabil di dunia kerja, mencoba mencari solusi atas masalah di lingkungan sekitar mereka dengan segala keterbatasan dan tantangan, dan berhasil membawa perbaikan untuk lingkungannya tersebut.

Pembicara berikutnya adalah Denny Darko, seorang magician, yang menjelaskan mengenai otak manusia yang hanya baru dimanfaatkan sekitar 12% saja dan juga kebanyakan orang-orang yang hanya melihat apa yang ingin dilihatnya, tanpa mencoba memperluas penglihatannya sehingga dapat melihat apa yang benar-benar terjadi di sekitarnya.

Setelah break, presentasi dilanjutkan oleh Enda Nasution, si raja blogger Indonesia. Hal menarik yang dibawakan oleh Enda adalah bagaimana kondisi Indonesia sebagai pengguna social media. Ternyata, Indonesia user twitter paling aktif nomor 3 dan user facebook paling aktif nomor 2 di dunia. Akan tetapi, sebagai masyarakat yang "cerewet", preferensi dari user-user twitter di Indonesia cenderung hanya me-RT suatu statement atau menjawab akun-akun yang bersifat komunikatif seperti @soalCINTA atau #mentionke. Dapat kita simpulkan bahwa user-user Indonesia masih dalam tahap user yang responsif, belum mencapai tahapan informatif atau bahkan analitis. Informasi yang menarik lainnya adalah, prime time dari waktu men-tweet masyarakat Indonesia, dimana pagi hari (7-9 pagi) dan malam hari (7-9 malam) adalah waktu paling sering orang men-tweet.

Eya Grimonia, seorang violist berumur 16 tahun, melanjtkan sesi selanjutnya. Eya memainkan nomor-nomor cantik dengan biolanya dan berusaha menghubungkan antara musik dengan matematika dan fisika. Jujur saja, saya kurang menangkap pesan dari Eya karena saya benar-benar awam soal teknik bermain musik.

Eya Grimonia membawakan lagu Smooth Criminal, Michael Jackson
Di sesi selanjutnya, Tendi Naim, seorang educator, sekaligus owner dan GM dari restoran Bumbu Desa, mempresentasikan tentang kondisi pendidikan di Indonesia. Tendi mengulas Ki Hajar Dewantara, yang telah menemukan konsep active learning semenjak tahun 1941, yang kini tengah banyak diaplikasikan di dalam dunia pendidikan. Saya menjadi termotivasi untuk membaca buku hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu: Pendidikan (1962) dan Kebudayaan (1967).

Sesi terakhir dari event ini diisi oleh Pandji Pragiwaksono (www.pandji.com), seorang tokoh muda, yang mengajak kaum muda Indonesia agar peduli perkembangan politik negeri ini. Catatan penting yang saya ambil dari presentasi Pandji adalah pergerakan selalu dimulai oleh kaum muda: 1908, 1928, 1945, 1966, 1998. 

"Kaum mudalah yang akan membangkitkan Indonesia", seru Pandji
 Presentasi dari Ridwan Kamil sungguh menarik buat saya. Oleh karena saya juga tertarik dengan bidang urban, apa yang disampaikan Kang Ridwan merupakan jawaban-jawaban atas permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia. Indonesia Berkebun (www.indonesiaberkebun.org), sebuah gerakan penghijauan kota di lahan-lahan apapun yang tersedia melalui penanaman tanaman-tanaman yang dapat dikonsumsi, menjadi salah satu kegiatan yang diinisiasi oleh Kang Ridwan. Selain itu, Kang Ridwan juga menyampaikan sneak peek tentang proyek terbarunya untuk membuat penyewaan sepeda di dalam kota Bandung. Mungkin sama dengan konsep velolib di Paris.

Ridwan Kamil menjelaskan tentang The Happiness Index
Terakhir, presentasi Sujiwo Tedjo menutup event ini. Seniman yang terkenal dengan umpatan "djiancuuuk..." nya ini mempresentasikan tentang konsep matematika, mencari pola dalam ketidakaturan, yang diaplikasikan juga dalam seni musik ataupun puisi. Well, jujur saja saya agak kurang mengerti yang disampaikan beliau. Pemikiran beliau mungkin terlalu tinggi sehingga saya tidak sampai menggapainya, hehe.. 

Konsep matematika sedang dibawakan oleh Sujiwo Tedjo
Dapat saya konklusikan bahwa event TEDxBandung ini sangat menarik. Meskipun yang disampaikan berasal dari bermacam bidang, benang merah yang dapat ditarik adalah lakukanlah apapun yang berguna, yang tentu saja sesuai dengan passion kita, dan bermanfaat untuk lingkungan. Peka terhadap apa yang terjadi di sekitar kita merupakan awal untuk memulai usaha tersebut.

TEDxBandung benar-benar mem-mind blow saya. Ingin sekali ikut di event TED yang lain.



Thursday, September 1, 2011

Meningkatkan Kualitas Pegawai Negeri Sipil

Beberapa hari yang lalu saya kumpul bersama teman-teman lama dari kampus. Salah seorang dari mereka bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Jakarta. Oleh karena topik moratorium (penghentian sementara) rekruitmen dari PNS masih hangat, saya mencoba mengulik darinya tentang kondisi PNS di Indonesia saat ini.

Sebagai pengantar jumlah PNS di Indonesia saat ini sekitar 4.6 juta orang (sumber: Badan Kepegawaian Negara). Dibawah saya sudah coba buat chart mengenai distribusi PNS Indonesia berdasarkan tingkat usia & pendidikan.

Dilihat dari tingkat usia, PNS dengan usia 46-50 dan 41-45 mendominasi komposisi berdasarkan usia. Kondisi ini bukan hal yang baik untuk produktivitas dan regenerasi. Jika kelompok usia ini pensiun, kelompok usia yang dibawahnya tidak cukup untuk mengisi pos yang ditinggalkan. Selanjutnya, hal yang mengejutkan, ternyata banyak dari PNS yang hanya lulusan SMA saja, 40% dari jumlah populasi.

Apakah hal tersebut ada hubungannya dengan tingkat produktivitas PNS saat ini? mungkin.. Dengan didominasi kelompok usia bukan angkatan muda, produktivitas PNS pun tidak sekuat itu. Saya pun cukup kaget dengan dominasi lulusan SLTA, yang sebenarnya bukan lulusan SLTA tapi juga terdapat lulusan SD, SLTP yang saya gabung dengan SLTA. Di posisi apa mereka bekerja? posisi clerical kah? Hal diatas menjustifikasi perilaku sebagian besar PNS (saya tidak katakan seluruhnya) yang bekerja kurang dari 8 jam sehari dan di kantor pun hanya melakukan kerjaan yang tidak penting.

Akhirnya saya berhenti pada kesimpulan bahwa jumlah PNS sudah tidak efektif dan efisien lagi dibanding output yang dihasilkannya. Oleh karena itu, selain setuju terhadap moratorium yang dilaksanakan oleh pemerintah, saya mempertimbangkan beberapa hal yang dapat meningkatkan produktivitas dari para PNS. Visinya adalah membuat culture PNS seperti culture pegawai swasta.

1. Setelah di stop input PNS baru lewat moratorium, naikkanlah gaji PNS disertai dengan meningkatkan bobot kerja PNS tersebut. Oleh karena jumlah pegawai berkurang, beban kerja per pegawai akan semakin bertambah. Hal in fair dengan peningkatan gaji untuk para PNS tersebut.

2. Paksakan sistem rewards & punishment yang ketat. Jangan pulang sebelum 8 jam bekerja. Tapi beri bonus yang jelas apabila karyawan tersebut berprestasi. Saya menyarankan seluruh kementerian meng-hire konsultan HR terkemuka seperti Hay Group untuk mengantisipasi hal ini.

3. Stop penggunaan seragam PNS coklat-coklat. Sepertinya hanya di Indonesia saja penggunaan seragam untuk para PNS. Di negara-negara maju sana, para public servant menggunakan pakaian bebas sama seperti karyawan kantoran lainnya. Hal ini untuk mengadopsi corporate & professional culture di kalangan para PNS.

4. Tawarkan program pensiun dini. Program ini bertujuan untuk mengurangi PNS dengan kelompok usia less-productive (41-50). Mengurangi jumlah PNS lewat input saja tidak cukup. Perbesar juga output.

5. Untuk posisi-posisi clerical, pemerintah dapat menggunakan jasa pegawai kontrak. Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat efisiensi jumlah pegawai permanen. Dengan ditingkatkannya bobot kerja dan remunerasi, para PNS semestinya hanya berkonsentrasi di pekerjaan-pekerjaan yang non clerical. Hal ini juga dapat mengurangi komposisi PNS dengan lulusan hanya setingkat SLTA yang hanya mengerjakan pekerjan-pekerjaan clerical. 

Jika memang ingin merubah kondisi PNS, dibutuhkan niat dan kesabaran yang tinggi. Akan banyak painful-adjustment yang dihadapi di kemudian hari. Akan tetapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.



Saturday, August 20, 2011

Pancasila Rumah Kita

Nice video for Indonesia's 66 anniversary present from malesbanget.com


I'm so prooooud this video was made by young people who still care about our country..
Menontonnya bikin merinding..

Tuesday, August 16, 2011

Merawat Harapan, Merawat Indonesia

Indonesia, apa kabarmu hari ini?

Aku berbicara padamu tidak hanya melalui tulisan ini, tapi juga dari tindakan-tindakanku. Aku tidak rela banyak orang berbicara buruk tentangmu. Aku tahu kita bercita-cita untuk menjadi negara yang demokratis, dimana semua orang berhak mengeluarkan pendapatnya tanpa takut merasa terancam oleh kekuasaan dan pandangan mayoritas. Akan tetapi, aku merasa opini sudah dijadikan alat untuk mencapai kepentingan semata. Media massa yang seharusnya netral kini telah berubah menjadi showcase untuk hal-hal negatif tetangmu.  Semakin pesimis kabar yang diberitakan, semakin tinggi rating acaranya. Semakin nyinyir seseorang mengeluarkan pendapat di twitter, semakin banyak follower-nya.
Aku tidak mau menutup mata tentang kekurangan-kekurangan kita. Bukan berarti juga aku egois tidak mau melihat engkau dikritik banyak orang. Aku hanya ingin ditengah berbagai kekurangan-kekurangan yang kita miliki sekarang, rakyat kita tidak terjebak dalam paradigma negatif terhadapmu. Aku ingin melihat bangsa kita menghadapi masalah dengan senyuman dan lapang dada. Mencoba perlahan-perlahan mengatasi masalah kita yang super ruwet ini dengan sabar. Mencoba tetap menyalakan harapan untuk dirimu yang lebih baik sebagai energi menjalani hari-hari yang tidak mudah.
Aku percaya rakyat kita ini rakyat yang hebat. Aku tidak pernah kehilangan harapan pada rakyat kita. Rakyat yang dapat bergerak sendiri tanpa dikomando pemerintah saat bencana Merapi dan Mentawai terjadi. Rakyat yang langsung tanggap untuk membela saat ketidakadilan hukum terjadi pada Prita, salah satu rakyatmu. Rakyat yang siap habis-habisan mendukung para ksatria Garuda dan tetap mencintai Timnasnya apapun hasil yang diperoleh di pertandingan. Indonesia… aku bersyukur bisa hidup dalam masa ini…
Aku tahu, pemerintahan kita tidak sempurna. Banyak individu-individu didalamnya yang mengkhianati amanat rakyat kita. Pajak yang kita ikhlaskan untuk merawatmu, dikorupsi oleh orang-orang yang tidak mengenal apa arti kerja keras dan bukan hak nya. Suatu saat Indonesia, jika ilmuku telah mumpuni, aku ingin menjadi seorang pejabat publik. Aku ingin merawatmu, merawat rakyatmu. Aku ingin merawat tanah yang kucintai ini. Aku akan memperbaiki segala kesalahan-kesalahan yang dilakukan pemerintahan kita sebelumnya. Membuatmu dan bangsa ini bangkit. Membuat kita dapat melunasi janji kemerdekaan yang dijanjikan para pendirimu: mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta berperan aktif dalam dunia internasional.
Indonesia, aku hanyalah salah satu rakyatmu yang biasa. Tidak bisa memberikan kado spesial di ulang tahunmu kali ini. Hanya doa, cinta, dan harapan yang tak pernah padam untukmu. Aku akan bekerja lebih keras lagi, belajar lebih giat lagi, menulis tentangmu lebih sering lagi, mempromosikan tentangmu kepada teman-teman sesama traveler diseluruh dunia. Itu adalah ibadahku.
Selamat Ulang Tahun Indonesiaku, Tuhan bersama kita selalu.

Sunday, August 14, 2011

How Much Do Oil and Gas Contribute to The State Revenue?

Minyak dan Gas adalah salah satu komoditas utama Indonesia. Catatan saya kali ini akan membahas mengenai kontribusi minyak dan gas terhadap penerimaan negara.

Dibawah adalah grafik penerimaan negara dari sektor migas yang disandingkan dengan cost recovery untuk memperoleh migas tersebut dan grafik produksi migas Indonesia disandingkan dengan Indonesia Crude Price (ICP).
Source: Data Pokok APBN & Statistik Migas KESDM
Source: Data Pokok APBN & Statistik Migas KESDM

Diperlihatkan pada grafik 1, penerimaan migas mengalami tren penurunan dari tahun 2006 hingga 2011. Hal ini berlawan dengan apa yang terjadi pada tingkat produksi dan harga di grafik 2. Meskipun terjadi fluktuasi tingkat produksi migas dan harga, tren yang terjadi adalah peningkatan dari tahun 2006 hingga 2011.

Penyebab dari kontrasnya penerimaan dengan produksi dan harga adalah meningkatnya Cost Recovery untuk memperoleh minyak dan gas tersebut. Karakteristik dari sumur-sumur migas di Indonesia adalah sumur-sumur tua yang sudah memasuki fase Low Pressure. Dalam dunia migas, semakin tua sumur, semakin tinggi biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat produksi.

Lalu, seberapa besar kontribusi penerimaan migas ini terhadap keuangan negara?

Dibawah ini adalah grafik tingkat kontribusi penerimaan migas terhadap total penerimaan negara (baik dari pajak dan non pajak).

Source: Data Pokok APBN 2005-2011
Sejalan dengan penurunan penerimaan migas, kontribusi migas pada penerimaan negara juga mengalami penurunan. Tren penurunan kontribusi malah lebih besar dari penurunan penerimaan migas (slope garis tren kontribusi yang lebih curam daripada tren penerimaan). Hal ini juga disebabkan karena meningkatnya penerimaan negara dari sektor perpajakan dan non pajak-non migas.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa kondisi diatas adalah untuk menjaga tingkat kontribusi migas, tingkat Cost Recovery harus dijaga seefisien mungkin. Tantangan yang dihadapi BPMIGAS beserta para kontraktor kerja sama asing kedepan adalah semakin berat, berusaha untuk menjaga level produksi dan juga menjaga tingkat efisiensi dari Cost Recovery.

Saturday, August 13, 2011

Kebiasaan Kurang Baik Institusi Pemerintahan

Ini hanya kejadian kecil saja tetapi menurut saya menjadi kebiasaan yang kurang baik.

Saya kemarin mengadakan rapat bersama salah satu institusi pemerintahan. Rapatnya dilaksanakan di hotel di luar kota Jakarta atas permintaan pegawai institusi pemerintah tersebut. Hal tersebut menjadi pertanyaan saya, kenapa harus mengadakan rapat di hotel, di luar Jakarta pula, padahal institusi tersebut memiliki ruang-ruang rapat yang cukup tersedia di kantornya. Okelah, apabila ruang-ruang rapatnya fully ocuppied, rapat bisa dilaksanakan di kantor saya, yang memiliki beberapa ruang rapat di setiap lantai. Justru akan lebih efektif karena segala data akan lebih mudah diakses.

Setelah bertanya sana sini ternyata setiap pegawai institusi pemerintah tersebut mendapatkan allowance alias duit untuk rapat di luar kantor. Perkiraan saya rate-nya juga akan lebih besar apabila rapat dilaksanakan di luar Jakarta. Saya akhirnya bertanya, apakah rapat yang dilaksanakan di hotel luar Jakarta ini memang disebabkan karena ruang rapat di kantor penuh, atau hanya mengejar allowance semata.

Tidak hanya ruang rapat yang kami sewa tetapi juga kamar hotel bagi para pegawai institusi pemerintahan tersebut. Mobil pun kami sediakan untuk menjemput sesuai dengan permintaan pegawai tersebut. Padahal, bukankah mereka dijatahkan transportation allowance menuju tempat rapat?

Rapat pun selesai. Kami bersalaman. Pada saat berpisah, salah satu rekan kantor memberikan cendera mata berupa kaos perusahaan saya kepada pegawai-pegawai institusi pemerintahan tersebut. Well, hanya kaos sih, tetapi hal ini menganggu perasaan saya. Hal-hal kecil ini akan menjadi kebiasaan yang kurang baik kedepannya. Pernah suatu ketika salah satu pegawai institusi pemerintahan tersebut meminta organizer yang biasa kantor saya buat setiap tahunnya untuk para karyawan. Be professional saja lah, kalau mau meeting ya meeting saja. Tidak usah memakai pemanis souvenir segala.
Kisah-kisah yang saya ceritakan diatas hanya hal kecil yang tidak bisa dikategorikan kepada pelanggaran etika. Tidak ada independensi yang terganggu atas hal-hal kecil tersebut. Secara nilai pun jumlahnya immaterial terhadap keseluruhan biaya perusahaan saya. Akan tetapi budaya ini tidak baik untuk terus dipelihara. Saya hanya ingin bekerja se-efisien dan se-profesional mungkin. Toh ini juga demi penghematan keuangan negara karena negara yang akan menanggung sebagian besar biayanya.

Monday, August 8, 2011

Indonesia Tourism TV Commercial

Saat saya menonton saluran asing seperti National Geographic atau Star World, sering saya dilanda rasa geregetan melihat iklan-iklan pariwisata dari negara-negara tetangga diputar di saluran tersebut. Sebut saja yang paling sering yaitu Malaysia, dengan Truly Asia-nya dan Thailand dengan Amazing Thailand-nya. Seumur-umur saya belum pernah melihat iklan resmi dari Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan muncul di saluran asing. Paling saya hanya melihat iklan produk dari Indonesia seperti hotel atau airline muncul di saluran tersebut.

Malah sekarang Malaysia memiliki acara khusus seminggu sekali di Star World yang dipandu oleh Jamie Aditya. Ya saudara-saudara, Jamie Aditya.. pembawa acara, mantan VJ MTV, yang asli Indonesia.. :(

Mohon maaf atas keluhan-keluhan saya diatas. Mari kita lanjutkan. Saya ingin share dua iklan produk terbaik yang berhasil menampilkan eksotisme Indonesia sehingga menurut saya pribadi kedua iklan tersebut dapat dipakai sebagai iklan resmi pariwisata Indonesia.

 
Diatas adalah iklan rokok Djarum. Keindahan alam Indonesia ditampilkan lengkap dari Sumatera hingga Papua. Iklan ini cocok bagi para turis pencari petualangan dan berjiwa muda.



Ini adalah iklan Garuda Indonesia tahun 2009. Konsepnya menarik, merasakan Indonesia Experience saat di dalam pesawat Garuda. Gambar-gambar yang dimunculkan pun cantik. Scoring dari iklan ini pun sangat Indonesia sekali.

Terakhir adalah iklan resmi Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan dalam rangka Visit Indonesia Year 2009. Temanya adalah Indonesia Inspirasiku.


Videonya memang panjang, yang ditampilkan di televisi tidak sepanjang ini. Konsepnya lucu dan youthful. Musiknya pun menarik. Sayang, yang ditampilkan hanya destinasi-destinasi di Jawa dan Bali saja.

Mudah-mudahan, pemerintah sadar akan pentingnya melakukan marketing above the line terutama pada saluran televisi asing. Jujur saja, jika tentang menampilkan keindahan, Indonesia sudah menang dari negara-negara tetangga kita. Tinggal masalah budget dan niat saja, apakah kita mau serius mempromosikan Indonesia yang Dangerously Beautiful!

Saturday, August 6, 2011

How Indonesia Define Itself in the Future World

Melalui akun twitternya, @dinopattidjalal men-share video speech dari Gita Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam International Futurology Conference, yang berlangsung 28 Juli 2011 di Jakarta.

Saya belum pernah melihat Gita Wirjawan berbicara di depan publik sebelumnya. Kali pertama ini benar-benar membuat saya terpukau. Baik dari materi yang beliau berikan dan juga cara beliau menyampaikan materinya.


Disampaikan dengan Bahasa Inggris bagaikan seorang native speaker, Gita mempresentasikan perkiraan bagaimana posisi dan kondisi Indonesia 10, 20, sampai 40 tahun mendatang sampai dengan 2050.

Digambarkan, Indonesia akan menjadi Raksasa Ekonomi di abad ke-21 ini, saat kekuatan ekonomi dunia bergeser dari Amerika Utara dan Eropa ke Asia.

Dengan GDP Indonesia saat ini sebesar USD 720 miliar, IMF dan Standard Chartered memprediksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi USD 9 triliun di 2030. Posisi Indonesia dalam GDP dunia digambarkan dalam grafik dibawah:


Dengan financial profile yang dimiliki saat ini (GDP nomor 17 dunia, growth 6.6%, inflasi 4.7%), Indonesia menjadi destinasi yang sexy untuk berinvestasi.

Untuk menjadi kekuatan ekonomi utama dunia di abad ini, Indonesia harus memperkuat infrastruktur yang dapat dibagi kedalam tiga jenis: Hard Infrastructure, Soft Infrastructure, dan Digital Infrastructure.

Posisi Indonesia dalam segi hard infrastructure dapat dinilai dari variabel steel per capita dimana Indonesia mengonsumsi baja hanya 30 kg/capita/tahun. Sebagai perbandingan, Korea Selatan mengonsumsi 1020 kg/capita/tahun baja. Negara maju rata-rata mengonsumsi baja sebesar 500 kg/capita/tahun.

Untuk soft infrastructure, Indonesia harus memperkuat pendidikan dan ketersediaan pangan. Dengan pendidikan yang memadai, Indonesia dapat bermimpi untuk memiliki Steve Jobs dari Papua atau peraih nobel dari Sulawesi di masa depan.

Dalam digital infrastructure, penetrasi broadband internet di Indonesia yang hanya 18% saja dapat dijadikan tolak ukur. Akan tetapi 80% dari penduduk Indonesia telah memanfaatkan teknologi mobile phone, dan 50% penggunaan internet diakses melalui mobile phone. Kedepannya, Indonesia harus dapat meningkatkan penggunaan internet sebagai sarana penujang ekonomi dan juga pendidikan.

Demikianlah ulasan speech dari Gita Wirjawan yang menurut saya amat menarik. Tidak salah SBY memilih beliau sebagai Marketer-nya Indonesia sehingga dapat menarik banyak investor untuk berinvestasi disini.

Selain Gita, Dino Patti Djalal, dan Anis Baswedan pun memberikan speech-nya dalam konferensi ini. Perkiraan saya sih, ketiga putra Tanah Air tersebut akan menjadi The Next Big Things-nya Indonesia di masa depan. Semoga.