Saturday, August 20, 2011

Pancasila Rumah Kita

Nice video for Indonesia's 66 anniversary present from malesbanget.com


I'm so prooooud this video was made by young people who still care about our country..
Menontonnya bikin merinding..

Tuesday, August 16, 2011

Merawat Harapan, Merawat Indonesia

Indonesia, apa kabarmu hari ini?

Aku berbicara padamu tidak hanya melalui tulisan ini, tapi juga dari tindakan-tindakanku. Aku tidak rela banyak orang berbicara buruk tentangmu. Aku tahu kita bercita-cita untuk menjadi negara yang demokratis, dimana semua orang berhak mengeluarkan pendapatnya tanpa takut merasa terancam oleh kekuasaan dan pandangan mayoritas. Akan tetapi, aku merasa opini sudah dijadikan alat untuk mencapai kepentingan semata. Media massa yang seharusnya netral kini telah berubah menjadi showcase untuk hal-hal negatif tetangmu.  Semakin pesimis kabar yang diberitakan, semakin tinggi rating acaranya. Semakin nyinyir seseorang mengeluarkan pendapat di twitter, semakin banyak follower-nya.
Aku tidak mau menutup mata tentang kekurangan-kekurangan kita. Bukan berarti juga aku egois tidak mau melihat engkau dikritik banyak orang. Aku hanya ingin ditengah berbagai kekurangan-kekurangan yang kita miliki sekarang, rakyat kita tidak terjebak dalam paradigma negatif terhadapmu. Aku ingin melihat bangsa kita menghadapi masalah dengan senyuman dan lapang dada. Mencoba perlahan-perlahan mengatasi masalah kita yang super ruwet ini dengan sabar. Mencoba tetap menyalakan harapan untuk dirimu yang lebih baik sebagai energi menjalani hari-hari yang tidak mudah.
Aku percaya rakyat kita ini rakyat yang hebat. Aku tidak pernah kehilangan harapan pada rakyat kita. Rakyat yang dapat bergerak sendiri tanpa dikomando pemerintah saat bencana Merapi dan Mentawai terjadi. Rakyat yang langsung tanggap untuk membela saat ketidakadilan hukum terjadi pada Prita, salah satu rakyatmu. Rakyat yang siap habis-habisan mendukung para ksatria Garuda dan tetap mencintai Timnasnya apapun hasil yang diperoleh di pertandingan. Indonesia… aku bersyukur bisa hidup dalam masa ini…
Aku tahu, pemerintahan kita tidak sempurna. Banyak individu-individu didalamnya yang mengkhianati amanat rakyat kita. Pajak yang kita ikhlaskan untuk merawatmu, dikorupsi oleh orang-orang yang tidak mengenal apa arti kerja keras dan bukan hak nya. Suatu saat Indonesia, jika ilmuku telah mumpuni, aku ingin menjadi seorang pejabat publik. Aku ingin merawatmu, merawat rakyatmu. Aku ingin merawat tanah yang kucintai ini. Aku akan memperbaiki segala kesalahan-kesalahan yang dilakukan pemerintahan kita sebelumnya. Membuatmu dan bangsa ini bangkit. Membuat kita dapat melunasi janji kemerdekaan yang dijanjikan para pendirimu: mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta berperan aktif dalam dunia internasional.
Indonesia, aku hanyalah salah satu rakyatmu yang biasa. Tidak bisa memberikan kado spesial di ulang tahunmu kali ini. Hanya doa, cinta, dan harapan yang tak pernah padam untukmu. Aku akan bekerja lebih keras lagi, belajar lebih giat lagi, menulis tentangmu lebih sering lagi, mempromosikan tentangmu kepada teman-teman sesama traveler diseluruh dunia. Itu adalah ibadahku.
Selamat Ulang Tahun Indonesiaku, Tuhan bersama kita selalu.

Sunday, August 14, 2011

How Much Do Oil and Gas Contribute to The State Revenue?

Minyak dan Gas adalah salah satu komoditas utama Indonesia. Catatan saya kali ini akan membahas mengenai kontribusi minyak dan gas terhadap penerimaan negara.

Dibawah adalah grafik penerimaan negara dari sektor migas yang disandingkan dengan cost recovery untuk memperoleh migas tersebut dan grafik produksi migas Indonesia disandingkan dengan Indonesia Crude Price (ICP).
Source: Data Pokok APBN & Statistik Migas KESDM
Source: Data Pokok APBN & Statistik Migas KESDM

Diperlihatkan pada grafik 1, penerimaan migas mengalami tren penurunan dari tahun 2006 hingga 2011. Hal ini berlawan dengan apa yang terjadi pada tingkat produksi dan harga di grafik 2. Meskipun terjadi fluktuasi tingkat produksi migas dan harga, tren yang terjadi adalah peningkatan dari tahun 2006 hingga 2011.

Penyebab dari kontrasnya penerimaan dengan produksi dan harga adalah meningkatnya Cost Recovery untuk memperoleh minyak dan gas tersebut. Karakteristik dari sumur-sumur migas di Indonesia adalah sumur-sumur tua yang sudah memasuki fase Low Pressure. Dalam dunia migas, semakin tua sumur, semakin tinggi biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat produksi.

Lalu, seberapa besar kontribusi penerimaan migas ini terhadap keuangan negara?

Dibawah ini adalah grafik tingkat kontribusi penerimaan migas terhadap total penerimaan negara (baik dari pajak dan non pajak).

Source: Data Pokok APBN 2005-2011
Sejalan dengan penurunan penerimaan migas, kontribusi migas pada penerimaan negara juga mengalami penurunan. Tren penurunan kontribusi malah lebih besar dari penurunan penerimaan migas (slope garis tren kontribusi yang lebih curam daripada tren penerimaan). Hal ini juga disebabkan karena meningkatnya penerimaan negara dari sektor perpajakan dan non pajak-non migas.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa kondisi diatas adalah untuk menjaga tingkat kontribusi migas, tingkat Cost Recovery harus dijaga seefisien mungkin. Tantangan yang dihadapi BPMIGAS beserta para kontraktor kerja sama asing kedepan adalah semakin berat, berusaha untuk menjaga level produksi dan juga menjaga tingkat efisiensi dari Cost Recovery.

Saturday, August 13, 2011

Kebiasaan Kurang Baik Institusi Pemerintahan

Ini hanya kejadian kecil saja tetapi menurut saya menjadi kebiasaan yang kurang baik.

Saya kemarin mengadakan rapat bersama salah satu institusi pemerintahan. Rapatnya dilaksanakan di hotel di luar kota Jakarta atas permintaan pegawai institusi pemerintah tersebut. Hal tersebut menjadi pertanyaan saya, kenapa harus mengadakan rapat di hotel, di luar Jakarta pula, padahal institusi tersebut memiliki ruang-ruang rapat yang cukup tersedia di kantornya. Okelah, apabila ruang-ruang rapatnya fully ocuppied, rapat bisa dilaksanakan di kantor saya, yang memiliki beberapa ruang rapat di setiap lantai. Justru akan lebih efektif karena segala data akan lebih mudah diakses.

Setelah bertanya sana sini ternyata setiap pegawai institusi pemerintah tersebut mendapatkan allowance alias duit untuk rapat di luar kantor. Perkiraan saya rate-nya juga akan lebih besar apabila rapat dilaksanakan di luar Jakarta. Saya akhirnya bertanya, apakah rapat yang dilaksanakan di hotel luar Jakarta ini memang disebabkan karena ruang rapat di kantor penuh, atau hanya mengejar allowance semata.

Tidak hanya ruang rapat yang kami sewa tetapi juga kamar hotel bagi para pegawai institusi pemerintahan tersebut. Mobil pun kami sediakan untuk menjemput sesuai dengan permintaan pegawai tersebut. Padahal, bukankah mereka dijatahkan transportation allowance menuju tempat rapat?

Rapat pun selesai. Kami bersalaman. Pada saat berpisah, salah satu rekan kantor memberikan cendera mata berupa kaos perusahaan saya kepada pegawai-pegawai institusi pemerintahan tersebut. Well, hanya kaos sih, tetapi hal ini menganggu perasaan saya. Hal-hal kecil ini akan menjadi kebiasaan yang kurang baik kedepannya. Pernah suatu ketika salah satu pegawai institusi pemerintahan tersebut meminta organizer yang biasa kantor saya buat setiap tahunnya untuk para karyawan. Be professional saja lah, kalau mau meeting ya meeting saja. Tidak usah memakai pemanis souvenir segala.
Kisah-kisah yang saya ceritakan diatas hanya hal kecil yang tidak bisa dikategorikan kepada pelanggaran etika. Tidak ada independensi yang terganggu atas hal-hal kecil tersebut. Secara nilai pun jumlahnya immaterial terhadap keseluruhan biaya perusahaan saya. Akan tetapi budaya ini tidak baik untuk terus dipelihara. Saya hanya ingin bekerja se-efisien dan se-profesional mungkin. Toh ini juga demi penghematan keuangan negara karena negara yang akan menanggung sebagian besar biayanya.

Monday, August 8, 2011

Indonesia Tourism TV Commercial

Saat saya menonton saluran asing seperti National Geographic atau Star World, sering saya dilanda rasa geregetan melihat iklan-iklan pariwisata dari negara-negara tetangga diputar di saluran tersebut. Sebut saja yang paling sering yaitu Malaysia, dengan Truly Asia-nya dan Thailand dengan Amazing Thailand-nya. Seumur-umur saya belum pernah melihat iklan resmi dari Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan muncul di saluran asing. Paling saya hanya melihat iklan produk dari Indonesia seperti hotel atau airline muncul di saluran tersebut.

Malah sekarang Malaysia memiliki acara khusus seminggu sekali di Star World yang dipandu oleh Jamie Aditya. Ya saudara-saudara, Jamie Aditya.. pembawa acara, mantan VJ MTV, yang asli Indonesia.. :(

Mohon maaf atas keluhan-keluhan saya diatas. Mari kita lanjutkan. Saya ingin share dua iklan produk terbaik yang berhasil menampilkan eksotisme Indonesia sehingga menurut saya pribadi kedua iklan tersebut dapat dipakai sebagai iklan resmi pariwisata Indonesia.

 
Diatas adalah iklan rokok Djarum. Keindahan alam Indonesia ditampilkan lengkap dari Sumatera hingga Papua. Iklan ini cocok bagi para turis pencari petualangan dan berjiwa muda.



Ini adalah iklan Garuda Indonesia tahun 2009. Konsepnya menarik, merasakan Indonesia Experience saat di dalam pesawat Garuda. Gambar-gambar yang dimunculkan pun cantik. Scoring dari iklan ini pun sangat Indonesia sekali.

Terakhir adalah iklan resmi Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan dalam rangka Visit Indonesia Year 2009. Temanya adalah Indonesia Inspirasiku.


Videonya memang panjang, yang ditampilkan di televisi tidak sepanjang ini. Konsepnya lucu dan youthful. Musiknya pun menarik. Sayang, yang ditampilkan hanya destinasi-destinasi di Jawa dan Bali saja.

Mudah-mudahan, pemerintah sadar akan pentingnya melakukan marketing above the line terutama pada saluran televisi asing. Jujur saja, jika tentang menampilkan keindahan, Indonesia sudah menang dari negara-negara tetangga kita. Tinggal masalah budget dan niat saja, apakah kita mau serius mempromosikan Indonesia yang Dangerously Beautiful!

Saturday, August 6, 2011

How Indonesia Define Itself in the Future World

Melalui akun twitternya, @dinopattidjalal men-share video speech dari Gita Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam International Futurology Conference, yang berlangsung 28 Juli 2011 di Jakarta.

Saya belum pernah melihat Gita Wirjawan berbicara di depan publik sebelumnya. Kali pertama ini benar-benar membuat saya terpukau. Baik dari materi yang beliau berikan dan juga cara beliau menyampaikan materinya.


Disampaikan dengan Bahasa Inggris bagaikan seorang native speaker, Gita mempresentasikan perkiraan bagaimana posisi dan kondisi Indonesia 10, 20, sampai 40 tahun mendatang sampai dengan 2050.

Digambarkan, Indonesia akan menjadi Raksasa Ekonomi di abad ke-21 ini, saat kekuatan ekonomi dunia bergeser dari Amerika Utara dan Eropa ke Asia.

Dengan GDP Indonesia saat ini sebesar USD 720 miliar, IMF dan Standard Chartered memprediksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi USD 9 triliun di 2030. Posisi Indonesia dalam GDP dunia digambarkan dalam grafik dibawah:


Dengan financial profile yang dimiliki saat ini (GDP nomor 17 dunia, growth 6.6%, inflasi 4.7%), Indonesia menjadi destinasi yang sexy untuk berinvestasi.

Untuk menjadi kekuatan ekonomi utama dunia di abad ini, Indonesia harus memperkuat infrastruktur yang dapat dibagi kedalam tiga jenis: Hard Infrastructure, Soft Infrastructure, dan Digital Infrastructure.

Posisi Indonesia dalam segi hard infrastructure dapat dinilai dari variabel steel per capita dimana Indonesia mengonsumsi baja hanya 30 kg/capita/tahun. Sebagai perbandingan, Korea Selatan mengonsumsi 1020 kg/capita/tahun baja. Negara maju rata-rata mengonsumsi baja sebesar 500 kg/capita/tahun.

Untuk soft infrastructure, Indonesia harus memperkuat pendidikan dan ketersediaan pangan. Dengan pendidikan yang memadai, Indonesia dapat bermimpi untuk memiliki Steve Jobs dari Papua atau peraih nobel dari Sulawesi di masa depan.

Dalam digital infrastructure, penetrasi broadband internet di Indonesia yang hanya 18% saja dapat dijadikan tolak ukur. Akan tetapi 80% dari penduduk Indonesia telah memanfaatkan teknologi mobile phone, dan 50% penggunaan internet diakses melalui mobile phone. Kedepannya, Indonesia harus dapat meningkatkan penggunaan internet sebagai sarana penujang ekonomi dan juga pendidikan.

Demikianlah ulasan speech dari Gita Wirjawan yang menurut saya amat menarik. Tidak salah SBY memilih beliau sebagai Marketer-nya Indonesia sehingga dapat menarik banyak investor untuk berinvestasi disini.

Selain Gita, Dino Patti Djalal, dan Anis Baswedan pun memberikan speech-nya dalam konferensi ini. Perkiraan saya sih, ketiga putra Tanah Air tersebut akan menjadi The Next Big Things-nya Indonesia di masa depan. Semoga.

Wednesday, August 3, 2011

2050: The Asian Century

Tadi siang saya membuka situs Asian Development Bank (ADB), http://beta.adb.org/publications/asia-2050-realizing-asian-century. Terdapat laporan menarik yang disajikan oleh ADB mengenai Asia yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi sangat pesat dalam abad ini. Bahkan, ADB menyebutkan bahwa abad ini adalah abadnya Asia, The Asian Century.

Menurut saya laporan ini sangat menarik dan memotivasi kita sebagai bangsa Indonesia dan Asia.
Oleh karena itu, saya merangkum poin-poin penting dari laporan ADB tersebut:

1.
Di tahun 2050, income per capita Asia akan menyamai Eropa sebesar USD 48,000/capita. GDP Asia akan
mencapai USD 170 triliun. Digambarkan, Asia akan mengulangi masa jayanya seperti tahun 1200 - 1700
sebelum adanya Revolusi Industri. Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk dan tingginya pertumbuhan
perekonomian Asia saat ini.

2.
Terdapat tujuh negara pemimpin ekonomi Asia yang akan membawa kebangkitan ekonomi Asia di masa
depan: China, India, Indonesia, Japan, South Korea, Thailand, Malaysia. 3 dari Asia Timur, 1 dari Asia
Selatan, dan 3 dari Asia Tenggara. Ketujuh negara ini memiliki total jumlah penduduk 3 miliar (78% dari
keseluruhan Asia) dan total GDP $14.2 triliun (87% dari keseluruhan Asia).

3.
Ada 6 tantangan yang harus ditanggulangi negara-negara Asia menuju Asian Century di 2050:
    a. Inequality, gap antara the rich and the poor yang selalu menjadi masalah utama negara-negara
        berkembang
    b. Ancaman akan terkena Middle Income Trap, akan dijelaskan lebih lanjut di poin berikutnya
    c. Keterbatasan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (migas, batubara, dll) dimana 7 negara 
        utama tersebut masih membutuhkan sumber daya alam untuk meningkatkan standar hidup rakyatnya
    d. Makin besarnya perbedaan income dalam suatu regional. Contoh, di ASEAN negara termakmur adalah
        Singapura $56,000/capita sementara paling miskin adalah Laos $2400/capita
    e. Global Warming dan Climate Change. Negara-negara Asia masih mengandalkan sektor agrikultur
        sebagai motor penggerak ekonomi yang mana terancam oleh badai, banjir bandang, dan kekeringan sebagai
        akibat perubahan iklim yang drastis
    f. Poor governace dan Korupsi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan bocornya pendapatan negara.

4. Middle Income Trap.

Middle Income Trap adalah suatu keadaan dimana negara yang sudah masuk golongan middle income tidak
dapat mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Negara-negara yang terjebak dalam middle income trap ini
akan kalah bersaing dalam cheap labor dengan negara-negara berincome rendah dan tidak bisa mengejar
inovasi dengan negara-negara berpendapatan tinggi.
   
Berikut adalah grafik yang menggambarkan negara berpendapatan menengah yang berhasil terus tumbuh dan
negara yang terjebak dalam Middle Income Trap

Source: Asia 2050 Executive Summary, ADB
   
Grafik dibawah menunjukkan skenario apabila Asian Century dapat tercapai vs apabila negara-negara Asia terjebak dalam Middle Income Trap.


Source: Asia 2050 Executive Summary, ADB

Semoga Indonesia dapat merealisasikan mimpinya menjadi Ekonomi Utama Asia.

Monday, August 1, 2011

The New Face of Terorism

Saya ingin menulis hal yang agak sensitif malam ini. Malam kedua di Bulan Suci Ramadhan.

Kali ini berhubungan dengan agama dan keyakinan.

Sudah setahun saya memutuskan diri untuk tidak memeluk agama. Saya tetap percaya Tuhan. Sebut saja saya seorang Agnostik.

Beberapa minggu yang lalu dunia dikejutkan oleh teror yang terjadi di Norwegia. Seorang pemuda ektrimis ultra kanan, Anders Behring Breivik, membunuh 97 orang dengan meledakan bom dan senapan otomatis. Breivik berpendapat bahwa Norwegia harus bersih dari orang-orang Muslim. Norwegia dimaksudkannya hanya untuk orang Norwegia saja dan umat Kristiani.

Pikirian dunia pun terbuka atas bentuk baru terorisme. Selama ini citra teroris lekat dengan pria bersorban, berhidung mancung, mata coklat, dan berjanggut lebat. Sekarang terorisme memilik bentuk baru, pria berkulit putih, berambut pirang, dan berpakaian rapi.

Terorisme dan kekerasan tidak pernah diajarkan oleh suatu agama dan keyakinan, tapi ia bisa menjadi efek samping dari agama dan keyakinan. Manifestasi ajaran agama yang dimaksudkan untuk kebaikan manusia malah berubah menjadi suatu hal yang berbahaya bagi umat. Apakah ini salah agama? menurut saya bukan, tapi ini adalah kesalahan dari sempitnya pola pikir pemeluk agama.

Setiap agama berhak untuk berpendapat bahwa agamanya lah yang paling benar. Silahkan saja. Kebetulan saya berpendapat semua agama adalah baik dan benar, bahkan tidak beragama pun tidak apa-apa. Asalkan manifestasi kita sebagai seorang manusia adalah berbuat baik bagi manusia lain dan semesta. Toh banyak jalan menuju kebenaran dan kebaikan. Ini bukan masalah mana yang paling benar, tapi ini adalah masalah cocok-cocokan. Ajaran apa yang paling cocok dengan kita, itulah yang kita ambil.

Saya tidak tahu asal-muasal darimana pemikiran ekstrimisme ini muncul. Apakah ini muncul dari perasaaan menjaga kemurnian, takut bersaing, atau takut kalah pemikiran yang lain? Tidak tahu. Saya tidak mengerti kenapa harus sampai mengorbankan orang lain. Okelah kalau memiliki pemikiran yang ekstrim. But please, simpan saja di dalam pikiranmu, jangan pernah merealisasikan pemikiran yang akhirnya dapat merugikan orang lain tersebut.

Dunia memasuki era globalisasi, dimana keterbukaan dan konektivitas adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh negara manapun di dunia. Konektivitas entah bagaimana akan memaksa setiap negara, setiap bangsa di dunia ini untuk terbuka dengan bangsa yang lain. Budaya, pemikiran, dan keyakinan baru akan masuk. Multikulturalisme dan pluralisme akan berkembang di setiap negara. Saya sangat meyakini pemikiran ekstrim atas suatu keyakinan secara perlahan akan terkikis sejalan terbukanya setiap negara. Siapa yang akan bertahan? bukan paham ekstrim dan tertutup, melainkan paham-paham yang terbuka menerima perbedaan dan perubahan yang akan bertahan.

Tetap saja, paham ekstrimis akan menjadi ancaman bagi dunia dan bagi kemanusiaan. Tugas kitalah sebagai manusia-manusia berpikiran manusiawi dan terbuka untuk mencegahnya. :)

Salam damai di Bulan Suci ini.