Saturday, August 6, 2011

How Indonesia Define Itself in the Future World

Melalui akun twitternya, @dinopattidjalal men-share video speech dari Gita Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam International Futurology Conference, yang berlangsung 28 Juli 2011 di Jakarta.

Saya belum pernah melihat Gita Wirjawan berbicara di depan publik sebelumnya. Kali pertama ini benar-benar membuat saya terpukau. Baik dari materi yang beliau berikan dan juga cara beliau menyampaikan materinya.


Disampaikan dengan Bahasa Inggris bagaikan seorang native speaker, Gita mempresentasikan perkiraan bagaimana posisi dan kondisi Indonesia 10, 20, sampai 40 tahun mendatang sampai dengan 2050.

Digambarkan, Indonesia akan menjadi Raksasa Ekonomi di abad ke-21 ini, saat kekuatan ekonomi dunia bergeser dari Amerika Utara dan Eropa ke Asia.

Dengan GDP Indonesia saat ini sebesar USD 720 miliar, IMF dan Standard Chartered memprediksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi USD 9 triliun di 2030. Posisi Indonesia dalam GDP dunia digambarkan dalam grafik dibawah:


Dengan financial profile yang dimiliki saat ini (GDP nomor 17 dunia, growth 6.6%, inflasi 4.7%), Indonesia menjadi destinasi yang sexy untuk berinvestasi.

Untuk menjadi kekuatan ekonomi utama dunia di abad ini, Indonesia harus memperkuat infrastruktur yang dapat dibagi kedalam tiga jenis: Hard Infrastructure, Soft Infrastructure, dan Digital Infrastructure.

Posisi Indonesia dalam segi hard infrastructure dapat dinilai dari variabel steel per capita dimana Indonesia mengonsumsi baja hanya 30 kg/capita/tahun. Sebagai perbandingan, Korea Selatan mengonsumsi 1020 kg/capita/tahun baja. Negara maju rata-rata mengonsumsi baja sebesar 500 kg/capita/tahun.

Untuk soft infrastructure, Indonesia harus memperkuat pendidikan dan ketersediaan pangan. Dengan pendidikan yang memadai, Indonesia dapat bermimpi untuk memiliki Steve Jobs dari Papua atau peraih nobel dari Sulawesi di masa depan.

Dalam digital infrastructure, penetrasi broadband internet di Indonesia yang hanya 18% saja dapat dijadikan tolak ukur. Akan tetapi 80% dari penduduk Indonesia telah memanfaatkan teknologi mobile phone, dan 50% penggunaan internet diakses melalui mobile phone. Kedepannya, Indonesia harus dapat meningkatkan penggunaan internet sebagai sarana penujang ekonomi dan juga pendidikan.

Demikianlah ulasan speech dari Gita Wirjawan yang menurut saya amat menarik. Tidak salah SBY memilih beliau sebagai Marketer-nya Indonesia sehingga dapat menarik banyak investor untuk berinvestasi disini.

Selain Gita, Dino Patti Djalal, dan Anis Baswedan pun memberikan speech-nya dalam konferensi ini. Perkiraan saya sih, ketiga putra Tanah Air tersebut akan menjadi The Next Big Things-nya Indonesia di masa depan. Semoga.

No comments:

Post a Comment